Monday, April 16, 2007

Masjid Kubah Emas

Depok kini boleh berbangga. Ikon baru akan melekat pada kota ini karena sebuah masjid berkubah emas 18 karat dibangun di tepi Jalan Raya Meruyung-Cinere di Kecamatan Limo, Kota Depok. Masjid ini kelak dapat menjadi salah satu tempat wisata rohani yang meneduhkan.
Pemilik masjid berkubah emas ini, Hj Dian Djuriah Maimun Al Rasjid (52), pengusaha asal Banten, membeli tanah di Kelurahan Meruyung sejak tahun 1996. Masjid berarsitektur indah ini dibangun sejak tahun 2001 dan kini pembangunan fisiknya hampir rampung.
"Tinggal menunggu pembangunan gapura di depan, dan lampu-lampu gantung yang diimpor langsung dari Italia," kata Jayadih (62), Koordinator Pengajian Yayasan Dian Al Mahri, yang ditemui Kompas, Senin (21/8) pagi. Hj Dian adalah juga Ketua Umum Yayasan Dian Al Mahri, Islamic center yang berkantor di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan.
Kawasan masjid yang disebut-sebut termegah di Asia Tenggara ini hingga kini belum dapat dikunjungi masyarakat umum. Gerbangnya masih tertutup. Sejumlah petugas berjaga di pos keamanan. Namun, ada saja warga yang penasaran, datang melihat dari jauh, arsitektur masjid berkubah emas 18 karat itu sambil berdecak kagum.
Di depan bangunan masjid dibangun taman hijau nan asri. Tak jauh dari masjid dibangun gedung serba guna yang sejak tahun 2005 digunakan untuk tempat pengajian. Di dekatnya juga tampak sejumlah tempat peristirahatan berlantai dua.
Jayadih, yang pernah menjabat kepala desa atau Lurah Meruyung (1988-1998) ini menceritakan, "Bu Dian datang kepada saya tahun 1996, mencari tanah untuk pembangunan masjid. Kemudian secara bertahap tanah di sekitarnya terus dibelinya." Masjid ini hingga sekarang belum diberi nama.
Ny Syafei, pegawai Yayasan Dian Al Mahri, yang ditanya secara terpisah mengatakan, tanah yang ada di sekitar masjid itu kini mencapai 100 hektar. Di sekitar masjid itu akan dibangun universitas dan pesantren. Kini sedang dibangun sejumlah vila, tempat peristirahatan bagi pengunjung.
Di kawasan masjid ini dibangun gedung serba guna yang digunakan sejak tahun 2005. "Kapasitas gedung serba guna ini hingga 15.000 orang. Pernah dalam suatu acara jumlah yang datang mencapai 25.000 orang," kata Jayadih.
Masjid berkubah emas ini dibangun pada lahan sekitar dua hektar, tetapi bangunannya berukuran 60 meter x 120 meter atau sekitar 7.200 meter persegi. Informasi mengenai spesifikasi masjid, termasuk kubah emasnya, belum diperoleh. Pemilik masjid, Hj Dian Djuriah, masih di luar negeri, menyelesaikan pesanan lampu gantung yang diimpor dari Italia.
Ajak ke pengajian
Ketika pengajian dibuka di pendopo kecil di dekat masjid, ribuan orang datang. "Bu Hajah Dian, orang berada, yang setiap Lebaran memberikan bingkisan. Bu Dian selalu menyampaikan petuah, kekayaan tidak ada gunanya jika kita sudah meninggal. Dia sering mengajak masyarakat ikut pengajian," tutur Jayadih.
Awalnya 150 orang yang hadir dalam pengajian Yayasan Dian Al Mahri, sekarang sudah 13.000 orang lebih. Mereka yang datang bukan hanya dari Depok, tetapi juga dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Setiap pengajian digelar pukul 20.00-23.30, lalu lintas di ruas Jalan Meruyung-Cinere padat. "Kini pengajian dibagi empat agar yang datang terbagi," katanya.
Setiap kali pengajian muncul pasar dadakan. "Ini termasuk dampak langsung yang menguntungkan masyarakat sekitar, terutama pedagang kecil yang mengais rezeki dari hadirnya ribuan orang di tempat ini," ungkap Jayadih.
Tidak banyak memang masjid berkubah emas yang dibangun di dunia. Salah satunya Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunei Darussalam, yang digunakan tahun 1958, kubahnya emas 24 karat. Masjid yang dirancang arsitek asal Italia ini terletak di tepi Sungai Brunei dan berlokasi di Bandar Seri Begawan. Lantai dan dinding marmernya diimpor dari Italia. Masjid di Brunei ini merefleksikan arsitektur Islam klasik.
Ada juga Masjid Suneri di Lahore, Pakistan, dengan tiga kubah emasnya yang dibangun Nawab Syed Bhikari Khan, putra Deputi Gubernur Lahore masa pemerintahan Muhammad Shah pada 1753 AD. Masjid ini berukuran 161,5 meter x 160,6 meter, merupakan terbesar di dunia untuk jemaah di ruang terbuka.
Masjid berkubah emas yang baru-baru ini menjadi berita dunia adalah Masjid Al Askari, tempat suci kaum Shiah di Samarra, Irak. Masjid yang dibangun tahun 944 ini menjadi perhatian dunia setelah kubah emasnya hancur akibat serangan bom pada Februari 2006.
Masjid berkubah emas di Meruyung di masa mendatang diharapkan menjadi salah satu tujuan wisata, terutama wisata rohani. Masjid dengan areal sekitarnya mencapai 100 hektar ini kelak akan mudah dikunjungi jika dua ruas jalan tol, yaitu Jalan Tol Cinere-Jagorawi dan P Antasari-Sawangan-Citayam jadi dibangun, dan beroperasi tahun 2009. (R Adhi Kusumaputra; Kompas